Minggu, 11 Maret 2012

RESENSI BUKU SEMANTIK

Nama   : Alifta Khaerul Provianto

NIM    : A. 310080104
 
Buku: Semantik
Karya: Drs. Aminudin, MPd.






A. Semantik
Semantik mengandung pengertian studi tentang makna. Komponen bunyi umumnya menduduki tingkat pertama, tata bahasa pada tingkat kedua, maka komponen makna menduduki tingkatan paling akhir. Hubungan ketiga komponen itu yaitu (a) bahasa pada awalnya merupakan bunyi - bunyi abstrak yang mengacu pada adanya lambang-lambang tertentu, (b) lambang - lambang merupakan seperangkatsistem yang memiliki tataan dan hubungan tertentu, dan (c) seperangkat lambang yang memiliki bentuk dan hubungan itu mengasoiasikan adanya makna tertentu (Palmer, 1981: 5).
B. Sejarah Semantik
Pada tahun 1825, seorang berkebangsaan jerman, C. Chr. Reisig, mengemukakan konsep baru tentang grammar yang menurut Reisig meliputi tiga unsur utama, yakni semasiologi, sintaksis, dan etimologi. Pada masa ini, istilah semantik itu sendiri belum digunakan meskipun studi tentang makna sudah dilaksanakan. Pada masa kedua pertumbuhan semantik telah ditandai oleh kehadiran karya Michel Breal (1883), leawat artikelnya "Les Lois Intellectuelles du Langage". Pada masa itu, meskipun Breal dengan jelas telah menyebutkan semantik sebagai bidang baru dalam keilmuan.
Masa pertumbuhan ketiga pertumbuhan studi tentang makna ditandai dengan pemunculan karya filolog Swedia yakni Gustaf Stern. Dalam kajian itu, sudah melakukan studi makna secara empiris dengan bertolak dari satu bahasa, yakni bahasa Inggris. Beberapa puluh tahun sebelum kehadiran karya Stren itu, di Jenewa telah diterbitkan kumpulan bahan kuliah seorang pengajar bahasa yang sangat menentukan arah perkembangan linguistik berikutnya, yakni Cours de Linguistique Generale (1916) karya Ferdinand de Saussure. yang terdapat dua konsep yaitu
1. Linguistik pada dasarnya merupakan studi kebahasaan yang berfokus pada keberadaan bahasaan itu.
2. Bahasa merupakan suatu gestalt atau suatu totalitas yang didukung oleh berbagai elemen.

C. Semantik dan disiplin ilmu lain
1. Semantik dan filsafat
Bahasa pada dasarnya bukan sekedar media proses berpikir maupun menyampaikan hasil pikiran. Bahasa sehari - hari yang biasa kita gunakan, misalnya bila dikaitkan dengan kegiatan filsafat.
2. Semantik dan Psikologi
Hubungan yang begitu erat antara bahasa dengan aspek kejiwaan manusia, salah satunya ditandai oleh kehadiran disiplin ilmu yang mengkaji linguistik dari sudut psikologi. Disiplin ilmu tersebut, selain mengkaji masalah proses belajar bahasa, baik secara reseptif maupun produktif.
3. Semantik dan Antropologi
Hubungan semantik dengan fenomena sosial dan kultural pada dasarnya memang sudah selayaknya terjadi. disebut demikian karena aspek sosial dan kultural sangat berperan dalam menentukan bentuk, perkembangan maupun perubahan makna kebahasaan.