Senin, 18 Februari 2019

TEKS EKSPLANASI



A.   Pengertian Teks Eksplanasi

Teks eksplanasi adalah teks yang berisi deskripsi dan proses-proses yang berhubungan dengan fenomena alam, sosial, ilmu pengetahuan, dan budaya. Tujuan dari teks ekplanasi adalah untuk memberikan penjelasan dan informasi kepada pembaca tentang suatu fenomena tersebut dapat terjadi. Teks eksplanasi termasuk dalam jenis teks non fiksi. sebagai teks non fiksi, teks eksplanasi harus ditulis berdasarkan fakta, bukan rekaan atau khayalan penulis.

 

B.    Pengertian Teks Eksplanasi Menurut Para Ahli

Beberapa pakar Bahasa Indonesia juga memaparkan pengertian dari jenis teks ini.

·         Menurut Kosasih E. & Restuti (2013) dalam bukunya yang berjudul Mandiri Bahasa Indonesia menyatakan, “Teks eksplanasi adalah teks yang menerangkan atau menjelaskan mengenai proses atau peristiwa alam maupun sosial”. Artinya, teks eksplanasi memiliki pola penyajian menerangkan atau menjelaskan suatu terjadinya proses peristiwa atau fenomena.

·         Menurut Mashun (2014, hlm 189) dalam bukunya yang berjudul Teks dalam Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 menyatakan, “Teks eksplanasi adalah teks yang disusun dari bagian-bagian yang memperlihatkan pernyataan umum (pembukaan), deretan penjelasan (isi), dan interpretasi (penutup).


C.     Struktur Isi Teks Eksplanasi

Struktur isi teks eksplanasi digambarkan sebagai berikut.

           Kuis https://wordwall.net/play/77078/284/245

D.   Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Teks ekplanasi mempunyai ciri-ciri yang membedakan dengan teks lainnya. Ciri-ciri teks eksplansi sebagai berikut.

·           Struktur terdiri atas pernyataan umum, proses/deretan penjelas, dan penutup.

·           Memuat informasi sesungguhnya atau fakta.

·           Memuat informasi bersifat keilmuan.

·           Menjelaskan suatu kondisi atau fenomena.

 

Teks Eksplanasi

Permukaan yang Bergerak

Kerak dan bagian atas yaitu lapisan mantel yang padat membentuk lapisan yang disebut litosfer. Ada dua jenis litosfer. Litosfer samudra memiliki kerak samudra, dengan ketebalan sekitar 6 km pada permukaannya, sebagian tertutup laut. Jenis lainnya adalah litosfer benua yang mempunyai kerak benua, dengan ketebalan antara 35 sampai 70 km pada permukaannya. Sebagian besar litosfer ini terlalu tinggi untuk tertutup air sehingga membentuk daratan.

Walaupun bumi tampaknya selalu memiliki permukaan yang utuh, ternyata permukaan tersebut terbagi menjadi beberapa kepingan besar yang saling bertautan satu sama lain, seperti sebuah jigsaw raksasa. Kepingan- kepingan tersebut disebut lempeng. Lempeng- lempeng itu terus-menerus bergerak secara teratur dan berlawanan satu sama lain. Sebuah lempeng dapat terdiri atas litosfer samudra ataupun litosfer benua, atau dibentuk oleh keduanya. Pinggir lempeng disebut batas lempeng atau tepi lempeng. Bagian ini me- rupakan daerah terjadinya hampir semua gempa bumi dan ditemukannya sebagian besar gunung berapi.

Lempeng-lempeng bumi bergerak secara konstan dengan cara dan arah yang berbeda walaupun secara perlahan. Lempeng tersebut bergerak sekitar 5 cm setiap tahun, kira-kira seperti ukuran pertumbuhan kuku. Karena semua lempeng saling bertautan, pergerakan lempeng yang mana pun menyebabkan pergerakan perlahan semua lempeng di sekitarnya.

Bukti adanya pergerakan lempeng dapat dilihat pada batas lempeng, tetapi para ilmuwan merasa tidak yakin mengenai penyebab lempeng tersebut bergerak. Proses bertaut mungkin tidak memiliki titik awal dan akhir, yang terjadi adalah pergerakan secara terus-menerus. Meski- pun demikian, ada pula teori yang mengatakan bahwa satu jenis pergerakan lempeng mungkin menjadi "penggerak utama" yaitu lempeng yang secara konstan menentukan adanya per- gerakan lempeng-lempeng yang lain.

Disadur dari: Fiona Watt, Gempa Bumi dan Gunung Berapi, Bandung, Pakar Raya, 2004