Selasa, 29 Agustus 2023
Jumat, 04 Agustus 2023
TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI
Teks 1
KUNANG-KUNANG
Kunang-kunang merupakan jenis serangga
yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini
dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar
inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di
daerah tropis di dunia.
Kunang-kunang hidup di
tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi
pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya
relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang
bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500
butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah
dedaunan.
Pada umumnya,
kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang
beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan
tidak mengeluarkan cahaya.
Berdasarkan hasil
pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang
jantan. Tubuh kunangkunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut
(abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang
berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh
kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh bagian tubuh
kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup
kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki
enam.
Makanan kunang-kunang
adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan
kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk
pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal
dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.
Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.
Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami. (Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)
Teks 2
Wayang
Wayang adalah seni pertunjukan yang telah
ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang
mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan
bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan
mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral
and Intangible Heritage of Humanity).
Para wali songo, penyebar
agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur,
wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang
boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan
wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau,
sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan
oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai
pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai,
seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket
dan wayang motekar.
Wayang kulit dilihat dari
umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis
yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah
wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini
terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan
wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah
sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.
Wayang wong (bahasa Jawa
yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan
langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung,
sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng
dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan
iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini
beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam
acara yang bersifat menghibur.
Selanjutnya, jenis wayang
yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek
berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu
adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya
mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus.
Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang
klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang
kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan.
Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang
timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.
Perkembangan terbaru
dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini
disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk
menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur
wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket
biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan
kepada anak-anak di desa-desa Jawa.
Dalam versi lebih modern,
terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah
sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika
wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar
menggunakan teknik terbaru hingga bayangbayangnya bisa tampil dengan
warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem
pencahayaan teater modern, dan layar khusus.
Semua jenis wayang di
atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai
kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media
hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak
memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga
banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada
pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti
keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya. Yang terakhir, meski
semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.