Selasa, 17 Maret 2020

PUISI (MATERI, SOAL, dan KUIS)



A.      PENGERTIAN

Menurut kamus besar bahasa indonesia, puisi adalah ragam sastra yg bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. Sedangkan menurut Herbert Spencer, puisi adalah suatu bentuk pengucapan gagasan yang sifatnya emosional dengan mempertimbangkan suatu keindahan.

 

B.       JENIS-JENIS PUISI


  • Puisi Lama 

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan, diantaranya: Anonim: merupakan puisi rakyat yang tidak dikenal nama pengarangnya. Disampaikan dari lisan ke lisan, jadi merupakan sastra lisan. Terikat aturan jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Jenis puisi lama, misalnya pantun, syair, mantra, gurindam, seloka, bidal, karmina, dan talibun.

  • Puisi baru

Puisi baru adalah puisi yang sudah tidak terikat oleh aturan-aturan baku puisi lama. Jenis puisi baru, misalnya balada, hymne, epigram, romansa, elegi satire, distikon, terzina, kuatren, kuintet, sekstet, septima, oktaf, soneta, dan kontemporer. 

 

C.       STRUKTUR PUISI

     Puisi terdiri atas struktur fisik dan struktur batin.

  • Stuktur Fisik Puisi sebagai berikut:

1.    Tipografi

Tipografi atau perwajahan puisi merupakan bentuk penulisan puisi. Secara urnum, pusi sering ditemukan dalam bentuk baris, disusun dalam bentuk fragmen-fragmen, bahkan dalam bentuk yang menyerupai model zig-zag


2.    Diksi

Diksi berarti pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan sehingga menghasilkan puisi yang indah. Contoh diksi yang sering digunakan adalah: Lintang (bintang), Chandra (bulan), Bianglala (pelangi), dan lain-lain.


3.    Imaji (Pengimajian)

Imaji adalah deskripsi visual dengan menggunakkan panca indera saat kalian menulis puisi. Dengan begitu, pembaca dapat merasakan suasana dan kesan yang nyata. Imaji sendiri terbagi menjadi enam jenis yaitu penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, pengecapan, dan gerak. Contoh imaji pendengaran: ‘Dan dalam dadaku, memerdu lagu’ (karya: chairil anwar, sajak putih)

 

4.    Kata Konkret

Konkret berarti nyata atau berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Walaupun kata konkret bermakna sesuatu yang nyata, namun pilihan kata konkret dalam puisi terkait dengan kiasan atau perlambangan yang ingin disampaikan oleh penyair. Pemilihan kata konkret dapat membantu pembaca mengimajinasikan maksud penulis.


5.    Gaya Bahasa (Majas)

Penggunaan gaya bahasa pada puisi adalah untuk menambah pengimajian. Selain itu juga digunakan untuk menyampaikan banyak maksud dengan singkat. Penggunaan bahasa kiasan membuat puisi lebih indah, menciptakan efek lebih kaya, dan efektif. Perlambangan membantu penyair memperjelas makna.


6.    Rima atau Irama

Rima atau irama adalah persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, maupun akhir baris puisi.

 

  • Stuktur Batin Puisi

1.    Tema

Menurut Raharjo (2018: 48), tema merupakan gagasan pokok yang dikemukakan penyair. Gagagsan pokok ini menjadi dasar digubahnya sebuah puisi.

 

2.    Rasa

Masih menurut Raharjo (2018: 48), perasaan berkaitan suasana perasaan penyair yang diekspresikan melalui puisi. Sikap penyair terhadap suatu gagasan utama atau pokok permasalahan yang dituangkan ke dalam puisi diharapkan dapat dihayati pembaca.

 

3.    Nada

Menurut Gustina S. (2014: 78), nada adalah sikap penyair terhadap penikmat karyanya. Puisi dapat mempunyai nada nada semangat atau nada sedih atau nada-nada lain sesuai dengan perasaan penyair. Dari sikap penyair tersebut tercipta suasana puisi. Suasana adalah efek yang ditimbulkan pada perasaan pembaca atau penikmat puisi.

 

4.    Amanat

Menurut Gustina S. (2014: 79), pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap penikmat puisi setelah membacanya.

 

D.      Identifikasi Komponen Penting dalam Puisi


1.    Penentuan Suasana Puisi

Pernahkah Anda merasakan sesuatu setelah membaca puisi sehingga membuat hati gembira sedih, terharu, atau khusyuk? Perasaan gembira, sedih, terharu, atau khusyuk yang timbul setelah membaca puisi itulah yang disebut suasana. Jadi, suasana dalam puisi adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi tersebut. Suasana dalam puisi tercipta dari nada atau pengungkapan sikap penyair. Suasana dalam puisi menggambarkan rasa gembira, bahagia, sedih, haru, kecewa, gelisah, berontak, tenang, pasrah, bingung, sepi, khusyuk, atau bimbang.

 

Bacalah puisi berikut!

 

Senja di Pelabuhan Kecil

Buat Sri Ayati

 

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

 

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

 

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

 

1946

 

Karya     : Chairil Anwar

Diikutip dari Angewww.painonja-di-pelabuhan kecil-karya-chairi amser diunduh 3 Januari 2024

 

Suasana yang tergambar dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil" merupakan suasana sedih. Suasana sedih tampak pada beberapa kata yang dipakai, misalnya kelam, muram, senja, rumah tua, dan pengap. Kata kelam dan muram pada puisi tersebut menunjukkan suasana kesedihan. Kata senja menunjukkan akhir harı dan datangnya gelap, berbeda dengan pagi hari dan siang hari yang identik dengan keceriaan. Sementara itu, kata rumah tua dan pengap merupakan kondisi yang tidak nyaman. Kondisi tersebut memunculkan kesulitan dan ketidaknyamanan.


2.    Penentuan Tema Puisi

Tema adalah gagasan pokok yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya Tema mengacu pada penyaır. Tema puisi bersifat khusus, berorientasi pada pribadi penyair, dan subjektif. Jadi, semua pembaca mempunyai penafsiran bisa sama, bisa berbeda, lugas, atau tidak bermakna kias. Dengan demikian, pembaca puisi pun perlu memahami latar belakang penyair agar tidak salah menafsirkan tema puisi. Tema yang sering terdapat dalam puisi adalah tema ketuhanan, kemanusiaan, cinta, patriotisme, perjuangan, kegagalan hidup, alam, keadilan, kritik sosial, demokrasi, dan kesetiakawanan.

Tema dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil” karya Chairil Anwar tersebut adalah kedukaan yang mendalam karena kegagalan cinta. Penjelasan judul "Buat Sri Ayati” tersebut mengungkapkan perasaan cinta yang sudah hilang dari seorang ‘aku’ kepada kekasihnya bernama ‘Sri Ayati’.


3.    Penentuan Makna Puisi

Setelah membaca puisi, Anda dapat menangkap maksud, isi, atau makna puisi tersebut. Makna puisi mengandung pesan yang disampaikan penyair dengan memiliki maksud tertentu. Pesan dalam puisi bisa lebih dari satu.

Makna bait pertama dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil tersebut adalah penyair menceritakan cinta yang sudah tidak dapat diperoleh lagi. Pengarang merasakan kehampaan hati karena cintanya hilang. Kenangan cinta sangat memukul hatinya sehingga perasaan mati setelah orang yang dicintainya pergi.

Makna bait kedua dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil tersebut adalah penyair memfokuskan perhatian pada suasana pelabuhan dan tidak lagi ke benda-benda di pelabuhan. Di pelabuhan tersebut turun gerimis yang menambah kesedihan penyair Suasana di pantai itu membuat harapan penyair musnah untuk mendapatkan hiburan.

Makna bait ketiga dalam puisi "Senja di Pelabuhan Kecil tersebut adalah pikiran penyair lebih dipusatkan pada dirinya dan bukan pada pantai atau benda di sekelilingnya. Penyair merasa sendiri. Penyair merasa tidak ada harapan yang akan memberikan hiburan dalam kesendirian dan kedukaannya itu. Dalam kesendiriannya itu, pernyair menyisir semenanjung semula ia berjalan dengan dipenuhi harapan. Setelah pengarang mencapai ujung tujuan, ternyata orang yang diharapkan akan menghibunya justru mengucapkan selamat jalan. Penyair merasa bahwa tidak memiliki harapan untuk mencapai tujuannya.


Kuis Puisi : https://wordwall.net/play/66210/369/544

Join Game : https://www.gimkit.com/join





2 komentar: