A. PENGERTIAN TEKS
NEGOSIASI
Pernahkah
Anda mendengar kata hegosiasi? Negosiasi merupakan kata serapan dari bahasa
Inggris negotiate yang berarti merundingkan. Menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa Indonesia) negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak
(kelompok atau organisasi) yang lain.
Menurut Jackman pengertian negosiasi adalah suatu proses yang
terjadi di antara dua pihak atau lebih. Pihak-pihak tersebut mulanya memiliki
pemikiran yang berbeda. Sampai akhirnya semua pihak dapat mencapai sebuah
kesepakatan.
Menurut Patrick Forsyth pengertian
negosiasi adalah sebuah proses identifikasi, penyusunan dan pemufakatan.
Hal-hal tersebut melibatkan berbagai kondisi dan berbagai syarat. Apapun
bentuknya dari sebuah persetujuan.
Dari
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa negosiasi adalah proses yang
ditimbulkan oleh adanya unsur dua pihak perbedaan, dan keinginan untuk
berunding Negosiasi dapat diartikan pula kegiatan yang ditimbulkan oleh
keinginan untuk memenangkan kemauan atau kepentingan pribadi karena terhambat
oleh kepentingan pihak lain atau adanya pemikiran bertolak belakang. Pihak satu
merasa konsep, gagasan, program, atau sesuatu yang diingini dianggap sudah
benar, sementara pihak lain berpikiran sebaliknya. Pemikiran tersebut
menyebabkan perbedaan prinsip di antara kedua pihak, tetapi berada dalam
kepentingan yang sama. Keadaan tersebut akan menyebabkan adanya negosiasi
antara kedua pihak. Keberhasilan negosiasi perlu adanya penyampaian argumentasi
kuat dan tidak terbantahkan Argumentasi tersebut harus dilakukan menggunakan
kalimat yang menarik dan santun. Kalimat yang menarik dan santun dapat
memengaruhi pihak lain dalam mencapai suatu kesepakatan.
Berdasarkan situasinya, negosiasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu negosiasi formal dan negosiasi informal. Negosiasi formal biasanya dilakukan dengan suatu perjanjian khusus dan dapat melibatkan hukum. Negosiasi informal bisa terjadi di mana saja. Situasi dalam negosiasi informal lebih santai daripada negoisasi formal.
1. Negosiasi Formal
Negosiasi formal merupakan
negosiasi yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-cin negosiasi formal adalah
adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum Berdasarkan
perjanjian tersebut, kedua pihak dilindungi oleh hukum. Oleh karena itu,
pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati dapat diperkarakan di
ranah hukum Contoh negosiasi formal adalah negosiasi kerja sama antardua
perusahaan.
2.
Negosiasi Informal
Dalam kehidupan sehari-hari,
manusia sering bernegosiasi. Negosiasi dapat terjadi di mana saja, kapan saja,
dan dengan siapa saja misalnya negosiasi antara ayah dan anak. Sebagai contoh
seorang anak dilarang ayahnya bermain dengan temannya karena nilai rapornya
buruk. Si anak meminta kepada ayahnya agar diizinkan kembali bermain dengan
temannya. Si anak menjelaskan argumentasinya. Pada awalnya sang ayah tetap
tidak membolehkannya. Namun, kesepakatan dicapai Si anak boleh bermain dengan
temannya kembali dengan beberapa syarat yang diajukan sang ayah Negosiasi ini
tidak membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hukum.
Selain dilihat dari situasinya,
negosiasi juga dapat dilihat berdasarkan untung ruginya Berdasarkan untung
rugi, negosiasi dibedakan menjadi empat. Keempat macam negosiasi tersebut
adalah kolaborasi dominasi, akomodasi dan menghindari konflik.
a.
Negosiasi Kolaborasi
Negosiasi kolaborasi menggabungkan kepentingan antarnegosiator. Negosiasi ini disebut juga negosiasi win-win.
b.
Negosiasi Dominasi
Dalam negosiasi
dominasi, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari ke- sepakatan yang
dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan keuntungan yang lebih
kecil. Negosiasi ini disebut juga negosiasi win-lose.
c.
Negosiasi Akomodasi
Dalam negosiasi
akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan mengalami
kerugian. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan keuntungan lebih
besar bahkan memperoleh 100% keuntungan. Kerugian ini disebabkan oleh kegagalan
negosiator dalarn bernegosiasi sehingga ia tidak memperoleh keuntungan.
Negosiasi ini disebut juga negosiasi lose- win
d.
Negosiasi Menghindari Konflik
Dalam negosiasi ini, kedua
negosiator menghindari konflik yang muncul Akibatnya, kedua pihak tidak
bersepakat untuk menyelesaikan konflik.
B.
CIRI-CIRI TEKS NEGOISASI
Dari pengertian negosiasi, dapat
diketahui bahwa negosiasi mempunyai ciri-ciri khusus. Berikut ciri-ciri
negosiasi.
1.
Memiliki
Partisipan
Biasanya
negosiasi dilakukan dengan dua pihak. Sehingga negosiasi hanya dapat dilakukan
jika melibatkan dua orang atau lebih.
Dari
sini bisa kita simpulkan, ciri yang
pertama adalah memiliki partisipan. Kayak contoh tawar-menawar di pasar tadi,
berarti partisipan yang terlibat adalah pedagang dan pembeli.
2.
Mencari Jalan
Tengah atas Permasalahan
Negosiasi
muncul karena adanya permasalahan atau perselisihan. Tapi bukan berarti
permasalahan ini mengarah ke hal negatif seperti pertengkaran ya. Justru
membuat kesepakatan melalui negosiasi tandanya ada keinginan mencari solusi
bersama.
Misalnya
kita lihat contoh tentang tawar menawar di pasar. Ibu menawar harga sayuran
kepada pedagang, karena ibu merasa harga tersebut terlalu tinggi. Maka dari
itu, ibu menawarkan harga diturunkan.
Kemudian,
pedagang mempertahankan harga tersebut atau menurunkannya sedikit. Ibu dapat
untung karena harga lebih murah, pedagang juga tetap untung karena ibu membeli
sayurannya. Jadi, ada jalan tengah atas permasalahan yang sedang terjadi.
3.
Mengarah pada
Tujuan Praktis
Tujuan
negosiasi adalah tawar menawar untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan
kedua belah pihak. Kalau elo melakukan negosiasi jangan
sampai deh malah salah satu pihak merasa dirugikan.
4.
Memprioritaskan
Kepentingan Bersama
Negosiasi
melibatkan dua orang atau lebih, sehingga masing-masing orang tersebut memiliki
kepentingan dan tidak mau rugi. Jadi, negosiasi harus memprioritaskan
kepentingan bersama.
Ingat
ya Sobat Zenius, elo nggak boleh egois kalau sudah setuju melakukan negosiasi.
Tak hanya kepentingan elo saja yang dipikirkan, namun juga pihak satunya.
5.
Menghasilkan
Kesepakatan yang Saling Menguntungkan
Udah gue
singgung di atas kalau masing-masing orang memiliki kepentingan dan nggak mau rugi. Setelah melakukan proses
tawar menawar, maka dihasilkan suatu kesepakatan bersama antar kedua belah
pihak.
C.
Unsur-Unsur
Teks Negosiasi
1.
Partisipan
2.
Perbedaan
kepentingan antara dua belah pihak
3.
Terjadinya pengajuan
dan penawaran
4.
Menghasilkan
persetujuan atau kesepakatan
D.
Struktur Teks
Negosiasi
1.
Orientasi
Orientasi
merupakan struktur yang berada di awal kalimat. Sebagai pembuka, bisa berupa
salam atau sapaan untuk memulai proses negosiasi. Di bagian
orientasi juga terkadang berisi pengenalan masalah atau hal yang ingin
disepakati.
2.
Permintaan
Kedua,
yaitu permintaan. Permintaan di sini merupakan hal yang akan dirundingkan atau
dibutuhkan. Misalnya ibu ingin membeli sayur.
3.
Pemenuhan
Pemenuhan
merupakan kesanggupan dari suatu pihak atas pihak lainnya. Misalnya pedagang
memiliki sayur yang dibutuhkan oleh ibu.
4.
Penawaran
Penawaran
terjadi ketika dibutuhkan proses perundingan atau tawar menawar. Ini merupakan
bagian inti dari negosiasi. Misalnya, ibu tidak setuju dengan harga sayur yang
ditawarkan oleh penjual. Maka, ibu meminta supaya harga diturunkan atau ada
bonus lainnya.
5.
Persetujuan
Setelah
melewati proses tawar menawar, maka diperoleh kesepakatan antara kedua belah
pihak. Persetujuan ini merupakan jalan tengah yang diambil dan tetap
menguntungkan kedua belah pihak
6.
Penutup
Penutup
merupakan bagian akhir dari proses negosiasi. Biasanya pada bagian ini,
terdapat kata terima kasih atau ucapan salam.
E.
Keterampilan Berbicara
1. Faktor
Internal
Faktor internal
merupakan faktor yang terdapat dalam diri seseorang, baik secara fisik maupun
nonfisik. Secara fisik, faktor internal berupa kelengkapan organ bicara,
seperti pita suara, lidah, bibir, dan gigi. Secara nonfisik, faktor internal
berupa karakter, bakat, dan pola pikir Faktor internal merupakan modal dasar
dalam berbicara.
2. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal merupakan
faktor-faktor di luar diri seseorang. Faktor eksternal dapat berupa pendidikan
dan lingkungan pergaulan. Dibandingkan orang tidak berpendidikan, orang
berpendidikan tinggi cenderung memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik.
F.
Berbicara
Efektif
Negosiator
harus dapat berbicara seefektif mungkin. Negosiator harus dapat memanfaatkan
waktu sebaik-baiknya. Dalam melakukan negosiasi, negosiator harus memperhatikan
bagian-bagian tuturannya, yaitu pembuka, isi, dan penutup.
1.
Pembuka
Bagian pembuka mengawali pembicaraan.
Bagian ini merupakan pengantar sebelum memasuki isi pembicaraan. Negosiator
perlu melakukan pembukaan agar tidak terkesan tergesa- gesa.
2.
Isi
Negosiator dapat langsung ke isi
pembicaraan setelah melakukan pembukaan. Negosiator harus fokus dalam
menyampaikan topik pembicaraan Topik yang tidak berkaitan dengan pembicaraan
hendaknya tidak perlu disampaikan dalam bernegosiasi. Akan tetapi, negosiator
harus memperhatikan keefektifan tuturannya.
3.
Penutup
Bagian ini merupakan tanda bahwa
negosiator memberikan kesempatan lawan bicara untuk menyampaikan gagasannya.
Percakapan pada negosiasi berlangsung
secara bergantian Jadi, negosiator tidak perlu menyampaikan pembuka dan penutup
setiap berbicara Bagian pembuka dan penutup dapat disampaikan secara nonverbal,
seperti gerakan tangan dan berjabat tangan.
G.
Prasyarat Organis
Prasyarat
organis berhubungan dengan pengaturan napas, pengaturan suara, dan gerakan
tubuh. Pengaturan tersebut diperlukan negosiator dalam bernegosiasi. Pengaturan
tersebut akan memengaruhi sikap lawan negosiasi. Negosiator yang tidak dapat
mengatur unsur-unsur tersebut akan dianggap tidak percaya diri dan canggung.
1.
Pengaturan Napas Pengaturan napas diperlukan dalam
bernegosiasi Negosiator membutuhkan napas panjang ketika menyampaikan argumen
dengan kalimat panjang. Negosiator yang tidak pandai mengatur napas akan
terengah-engah setelah berbicara. Peristiwa tersebut akan mengurangi
kepercayaan dari lawan negosiasi
2.
Pengaturan Suara Negosiator harus dapat mengatur
dengan baik suaranya. Pengaturan suara dimaksudkan memberikan kesan kepada
lawan bicara. Negosiator harus mampu mengatur intonasi dan nada bicaranya.
Kecepatan berbicara juga diatur agar tidak terkesan terburu-buru. Selain itu,
volume suara juga disesuaikan dengan situasi dalam negosiasi.
3.
Pengaturan Tubuh Gerakan tubuh merupakan salah satu
komunikasi nonverbal. Gerakan tubuh dapat dijadikan alat bantu negosiator untuk
menyampaikan suatu argumen. Selain gerakan tubuh, negosiator juga harus
memperhatikan ekspresi wajah. Ekspresi wajah menunjukkan gambaran hati
negosiator Ketenangan atau kegugupan seorang negosiator tecermin dari ekspresi
wajahnya.
H.
Prasyarat Bahasa
Bahasa sangat penting dalam bernegosiasi. Bahasa
negosiator harus jelas dan mudah dimengerti lawan bicaranya. Agar perkataan
negosiator mudah dipahami, ia perlu memperhatikan dinamika bicara, ritme,
diksi, dan susunan kalimat.
1.
Dinamika Bicara
Dinamika
sangat diperlukan dalam berbicara. Seorang negosiator harus memperhatikan
dinamika dalam menyampaikan argumen atau penawaran dalam negosiasi. Dinamika
dalam bernegosiasi dapat diartikan sebagai tindakan negosiator dalam mengatur
resonansi dan tempo ucapannya. Selain itu, seorang negosiator harus
memperhatikan artikulasi. Artikulasi seorang negosiator harus jelas agar lawan
negosiasi dapat mendengarkan ucapan negosiator dengan jelas.
2.
Ritme Suara
Ritme
disebut juga irama. Ritme dapat digunakan negosiafor untuk mencairkan suasana.
seperti memasukkan unsur humor atau senda gurau dalam suatu negosiasi. Selain
itu, ritme juga dapat menjadi ciri khas seorang negosiator.
3.
Diksi
Seorang
negosiator pasti memiliki diksi atau pilihan kata yang berbeda-beda. Negosiator
harus cerdas dalam memilih diksi. Kesalahan penggunaan diksi dapat mengaburkan
arti kata Lawan bicara akan tidak memahami maksud yang ingin diungkapkan
negosiator. Oleh karena itu, seorang negosiator yang baik harus memiliki banyak
perbendaharaan kata agar dapat memilih kata tepat untuk menyampaikan maksud
tujuannya.
4. Susunan Kalimat
Susunan kalimat yang baik adalah susunan kata yang mudah dipahami oleh
lawan bicara Susunan kalimat hendaknya dibuat pendek. Susunan kalimat pendek
lebih mudah dimengerti lawan bicara daripada susunan kalimat panjang. Susunan
kalimat panjang akan membingungkan lawan bicara. Lawan bicara sulit mengerti
maksud yang disampaikan negosiator Perhatikan penggalan teks negosiasi berikut!
Penjual : "Dua puluh
lima ribu, Mbak"
Pembeli : "Bagaimana
kalau dua puluh ribu saja, Bu?"
Penjual : "Belum
dapat, Mbak. Ini soalnya mangga matang di pohon "
Pembeli :
“lya, Bu. Akan tetapi, harganya bisa kurang kan? Sekarang sedang musim mangga,
Bu”
Dalam contoh tersebut, baik pembeli maupun pedagang berkata sopan dalam melakukan negosiasi, baik saat melakukan pengajuan maupun penawaran Keduanya tidak menekan pihak lain. Keduanya mempunyai argumen untuk mendukung pengajuan atau penawarannya.
Kuis: https://wordwall.net/play/66209/299/383
Tidak ada komentar:
Posting Komentar