Selasa, 02 Januari 2024

TEKS NEGOSIASI (MATERI, SOAL, dan KUIS)




A. PENGERTIAN TEKS NEGOSIASI

Pernahkah Anda mendengar kata hegosiasi? Negosiasi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris negotiate yang berarti merundingkan. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain.

Menurut Jackman pengertian negosiasi adalah suatu proses yang terjadi di antara dua pihak atau lebih. Pihak-pihak tersebut mulanya memiliki pemikiran yang berbeda. Sampai akhirnya semua pihak dapat mencapai sebuah kesepakatan.

Menurut Patrick Forsyth pengertian negosiasi adalah sebuah proses identifikasi, penyusunan dan pemufakatan. Hal-hal tersebut melibatkan berbagai kondisi dan berbagai syarat. Apapun bentuknya dari sebuah persetujuan.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa negosiasi adalah proses yang ditimbulkan oleh adanya unsur dua pihak perbedaan, dan keinginan untuk berunding Negosiasi dapat diartikan pula kegiatan yang ditimbulkan oleh keinginan untuk memenangkan kemauan atau kepentingan pribadi karena terhambat oleh kepentingan pihak lain atau adanya pemikiran bertolak belakang. Pihak satu merasa konsep, gagasan, program, atau sesuatu yang diingini dianggap sudah benar, sementara pihak lain berpikiran sebaliknya. Pemikiran tersebut menyebabkan perbedaan prinsip di antara kedua pihak, tetapi berada dalam kepentingan yang sama. Keadaan tersebut akan menyebabkan adanya negosiasi antara kedua pihak. Keberhasilan negosiasi perlu adanya penyampaian argumentasi kuat dan tidak terbantahkan Argumentasi tersebut harus dilakukan menggunakan kalimat yang menarik dan santun. Kalimat yang menarik dan santun dapat memengaruhi pihak lain dalam mencapai suatu kesepakatan.

Berdasarkan situasinya, negosiasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu negosiasi formal dan negosiasi informal. Negosiasi formal biasanya dilakukan dengan suatu perjanjian khusus dan dapat melibatkan hukum. Negosiasi informal bisa terjadi di mana saja. Situasi dalam negosiasi informal lebih santai daripada negoisasi formal.

1.      Negosiasi Formal

Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjadi dalam situasi formal. Ciri-cin negosiasi formal adalah adanya perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum Berdasarkan perjanjian tersebut, kedua pihak dilindungi oleh hukum. Oleh karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati dapat diperkarakan di ranah hukum Contoh negosiasi formal adalah negosiasi kerja sama antardua perusahaan.

2.      Negosiasi Informal

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering bernegosiasi. Negosiasi dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja misalnya negosiasi antara ayah dan anak. Sebagai contoh seorang anak dilarang ayahnya bermain dengan temannya karena nilai rapornya buruk. Si anak meminta kepada ayahnya agar diizinkan kembali bermain dengan temannya. Si anak menjelaskan argumentasinya. Pada awalnya sang ayah tetap tidak membolehkannya. Namun, kesepakatan dicapai Si anak boleh bermain dengan temannya kembali dengan beberapa syarat yang diajukan sang ayah Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang melibatkan hukum.

Selain dilihat dari situasinya, negosiasi juga dapat dilihat berdasarkan untung ruginya Berdasarkan untung rugi, negosiasi dibedakan menjadi empat. Keempat macam negosiasi tersebut adalah kolaborasi dominasi, akomodasi dan menghindari konflik.

a.         Negosiasi Kolaborasi

Negosiasi kolaborasi menggabungkan kepentingan antarnegosiator. Negosiasi ini disebut juga negosiasi win-win.

b.         Negosiasi Dominasi

Dalam negosiasi dominasi, negosiator mendapatkan keuntungan besar dari ke- sepakatan yang dicapai. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan keuntungan yang lebih kecil. Negosiasi ini disebut juga negosiasi win-lose.

c.         Negosiasi Akomodasi

Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan keuntungan sangat kecil bahkan mengalami kerugian. Sementara itu, pihak lawan negosiasi mendapatkan keuntungan lebih besar bahkan memperoleh 100% keuntungan. Kerugian ini disebabkan oleh kegagalan negosiator dalarn bernegosiasi sehingga ia tidak memperoleh keuntungan. Negosiasi ini disebut juga negosiasi lose- win

d.         Negosiasi Menghindari Konflik

Dalam negosiasi ini, kedua negosiator menghindari konflik yang muncul Akibatnya, kedua pihak tidak bersepakat untuk menyelesaikan konflik.


B.     CIRI-CIRI TEKS NEGOISASI

Dari pengertian negosiasi, dapat diketahui bahwa negosiasi mempunyai ciri-ciri khusus. Berikut ciri-ciri negosiasi.

1.         Memiliki Partisipan

Biasanya negosiasi dilakukan dengan dua pihak. Sehingga negosiasi hanya dapat dilakukan jika melibatkan dua orang atau lebih. 

Dari sini bisa kita simpulkan, ciri yang pertama adalah memiliki partisipan. Kayak contoh tawar-menawar di pasar tadi, berarti partisipan yang terlibat adalah pedagang dan pembeli.

2.                  Mencari Jalan Tengah atas Permasalahan

Negosiasi muncul karena adanya permasalahan atau perselisihan. Tapi bukan berarti permasalahan ini mengarah ke hal negatif seperti pertengkaran ya. Justru membuat kesepakatan melalui negosiasi tandanya ada keinginan mencari solusi bersama.

Misalnya kita lihat contoh tentang tawar menawar di pasar. Ibu menawar harga sayuran kepada pedagang, karena ibu merasa harga tersebut terlalu tinggi. Maka dari itu, ibu menawarkan harga diturunkan.

Kemudian, pedagang mempertahankan harga tersebut atau menurunkannya sedikit. Ibu dapat untung karena harga lebih murah, pedagang juga tetap untung karena ibu membeli sayurannya. Jadi, ada jalan tengah atas permasalahan yang sedang terjadi.

3.                  Mengarah pada Tujuan Praktis

Tujuan negosiasi adalah tawar menawar untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. Kalau elo melakukan negosiasi jangan sampai deh malah salah satu pihak merasa dirugikan.

4.                  Memprioritaskan Kepentingan Bersama

Negosiasi melibatkan dua orang atau lebih, sehingga masing-masing orang tersebut memiliki kepentingan dan tidak mau rugi. Jadi, negosiasi harus memprioritaskan kepentingan bersama.

Ingat ya Sobat Zenius, elo nggak boleh egois kalau sudah setuju melakukan negosiasi. Tak hanya kepentingan elo saja yang dipikirkan, namun juga pihak satunya.

5.                  Menghasilkan Kesepakatan yang Saling Menguntungkan

Udah gue singgung di atas kalau masing-masing orang memiliki kepentingan dan nggak mau rugi. Setelah melakukan proses tawar menawar, maka dihasilkan suatu kesepakatan bersama antar kedua belah pihak.


C.     Unsur-Unsur Teks Negosiasi

1.      Partisipan

2.      Perbedaan kepentingan antara dua belah pihak

3.      Terjadinya pengajuan dan penawaran

4.      Menghasilkan persetujuan atau kesepakatan


D.    Struktur Teks Negosiasi

1.       Orientasi

Orientasi merupakan struktur yang berada di awal kalimat. Sebagai pembuka, bisa berupa salam atau sapaan untuk memulai proses negosiasi. Di bagian orientasi juga terkadang berisi pengenalan masalah atau hal yang ingin disepakati.

2.      Permintaan

Kedua, yaitu permintaan. Permintaan di sini merupakan hal yang akan dirundingkan atau dibutuhkan. Misalnya ibu ingin membeli sayur.

3.      Pemenuhan

Pemenuhan merupakan kesanggupan dari suatu pihak atas pihak lainnya. Misalnya pedagang memiliki sayur yang dibutuhkan oleh ibu.

4.      Penawaran

Penawaran terjadi ketika dibutuhkan proses perundingan atau tawar menawar. Ini merupakan bagian inti dari negosiasi. Misalnya, ibu tidak setuju dengan harga sayur yang ditawarkan oleh penjual. Maka, ibu meminta supaya harga diturunkan atau ada bonus lainnya.

5.      Persetujuan

Setelah melewati proses tawar menawar, maka diperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak. Persetujuan ini merupakan jalan tengah yang diambil dan tetap menguntungkan kedua belah pihak

6.      Penutup

Penutup merupakan bagian akhir dari proses negosiasi. Biasanya pada bagian ini, terdapat kata terima kasih atau ucapan salam.


E.     Keterampilan Berbicara

1.      Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yang terdapat dalam diri seseorang, baik secara fisik maupun nonfisik. Secara fisik, faktor internal berupa kelengkapan organ bicara, seperti pita suara, lidah, bibir, dan gigi. Secara nonfisik, faktor internal berupa karakter, bakat, dan pola pikir Faktor internal merupakan modal dasar dalam berbicara.


2.      Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor di luar diri seseorang. Faktor eksternal dapat berupa pendidikan dan lingkungan pergaulan. Dibandingkan orang tidak berpendidikan, orang berpendidikan tinggi cenderung memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik.


F.      Berbicara Efektif

Negosiator harus dapat berbicara seefektif mungkin. Negosiator harus dapat memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Dalam melakukan negosiasi, negosiator harus memperhatikan bagian-bagian tuturannya, yaitu pembuka, isi, dan penutup.

1.      Pembuka

Bagian pembuka mengawali pembicaraan. Bagian ini merupakan pengantar sebelum memasuki isi pembicaraan. Negosiator perlu melakukan pembukaan agar tidak terkesan tergesa- gesa.

2.      Isi

Negosiator dapat langsung ke isi pembicaraan setelah melakukan pembukaan. Negosiator harus fokus dalam menyampaikan topik pembicaraan Topik yang tidak berkaitan dengan pembicaraan hendaknya tidak perlu disampaikan dalam bernegosiasi. Akan tetapi, negosiator harus memperhatikan keefektifan tuturannya.

3.      Penutup

Bagian ini merupakan tanda bahwa negosiator memberikan kesempatan lawan bicara untuk menyampaikan gagasannya.

Percakapan pada negosiasi berlangsung secara bergantian Jadi, negosiator tidak perlu menyampaikan pembuka dan penutup setiap berbicara Bagian pembuka dan penutup dapat disampaikan secara nonverbal, seperti gerakan tangan dan berjabat tangan.


G.    Prasyarat Organis

Prasyarat organis berhubungan dengan pengaturan napas, pengaturan suara, dan gerakan tubuh. Pengaturan tersebut diperlukan negosiator dalam bernegosiasi. Pengaturan tersebut akan memengaruhi sikap lawan negosiasi. Negosiator yang tidak dapat mengatur unsur-unsur tersebut akan dianggap tidak percaya diri dan canggung.

1.         Pengaturan Napas Pengaturan napas diperlukan dalam bernegosiasi Negosiator membutuhkan napas panjang ketika menyampaikan argumen dengan kalimat panjang. Negosiator yang tidak pandai mengatur napas akan terengah-engah setelah berbicara. Peristiwa tersebut akan mengurangi kepercayaan dari lawan negosiasi

2.         Pengaturan Suara Negosiator harus dapat mengatur dengan baik suaranya. Pengaturan suara dimaksudkan memberikan kesan kepada lawan bicara. Negosiator harus mampu mengatur intonasi dan nada bicaranya. Kecepatan berbicara juga diatur agar tidak terkesan terburu-buru. Selain itu, volume suara juga disesuaikan dengan situasi dalam negosiasi.

3.         Pengaturan Tubuh Gerakan tubuh merupakan salah satu komunikasi nonverbal. Gerakan tubuh dapat dijadikan alat bantu negosiator untuk menyampaikan suatu argumen. Selain gerakan tubuh, negosiator juga harus memperhatikan ekspresi wajah. Ekspresi wajah menunjukkan gambaran hati negosiator Ketenangan atau kegugupan seorang negosiator tecermin dari ekspresi wajahnya.


H.          Prasyarat Bahasa

Bahasa sangat penting dalam bernegosiasi. Bahasa negosiator harus jelas dan mudah dimengerti lawan bicaranya. Agar perkataan negosiator mudah dipahami, ia perlu memperhatikan dinamika bicara, ritme, diksi, dan susunan kalimat.

1.             Dinamika Bicara

Dinamika sangat diperlukan dalam berbicara. Seorang negosiator harus memperhatikan dinamika dalam menyampaikan argumen atau penawaran dalam negosiasi. Dinamika dalam bernegosiasi dapat diartikan sebagai tindakan negosiator dalam mengatur resonansi dan tempo ucapannya. Selain itu, seorang negosiator harus memperhatikan artikulasi. Artikulasi seorang negosiator harus jelas agar lawan negosiasi dapat mendengarkan ucapan negosiator dengan jelas.

2.             Ritme Suara

Ritme disebut juga irama. Ritme dapat digunakan negosiafor untuk mencairkan suasana. seperti memasukkan unsur humor atau senda gurau dalam suatu negosiasi. Selain itu, ritme juga dapat menjadi ciri khas seorang negosiator.

3.             Diksi

Seorang negosiator pasti memiliki diksi atau pilihan kata yang berbeda-beda. Negosiator harus cerdas dalam memilih diksi. Kesalahan penggunaan diksi dapat mengaburkan arti kata Lawan bicara akan tidak memahami maksud yang ingin diungkapkan negosiator. Oleh karena itu, seorang negosiator yang baik harus memiliki banyak perbendaharaan kata agar dapat memilih kata tepat untuk menyampaikan maksud tujuannya.

4.        Susunan Kalimat

Susunan kalimat yang baik adalah susunan kata yang mudah dipahami oleh lawan bicara Susunan kalimat hendaknya dibuat pendek. Susunan kalimat pendek lebih mudah dimengerti lawan bicara daripada susunan kalimat panjang. Susunan kalimat panjang akan membingungkan lawan bicara. Lawan bicara sulit mengerti maksud yang disampaikan negosiator Perhatikan penggalan teks negosiasi berikut!


Penjual         : "Dua puluh lima ribu, Mbak"

Pembeli        : "Bagaimana kalau dua puluh ribu saja, Bu?"

Penjual         : "Belum dapat, Mbak. Ini soalnya mangga matang di pohon "

Pembeli         : “lya, Bu. Akan tetapi, harganya bisa kurang kan? Sekarang sedang musim mangga, Bu”


Dalam contoh tersebut, baik pembeli maupun pedagang berkata sopan dalam melakukan negosiasi, baik saat melakukan pengajuan maupun penawaran Keduanya tidak menekan pihak lain. Keduanya mempunyai argumen untuk mendukung pengajuan atau penawarannya.

Kuis: https://wordwall.net/play/66209/299/383





Tidak ada komentar:

Posting Komentar