Rabu, 27 Agustus 2025

TEKS EKSPOSISI

Link Video :

 https://drive.google.com/file/d/1s3h5hdI7BoSEJe73-63sVuOpyNXFXBjr/view?usp=sharing


Link Teks :

https://docs.google.com/document/d/1QetjT3GuzJUUP6kCw5f8_-iAS--lLNBw/edit?usp=sharing&ouid=114754718628682956052&rtpof=true&sd=true


Teks eksposisi adalah sebuah teks yang memberikan informasi-informasi secara singkat dan padat. Di dalam teks eksposisi juga terdapat pendapat penulis tentang masalah yang dibahas.

Untuk menangkap informasi-informasi yang diberikan oleh penulis, seseorang harus menyimak teks tersebut dengan baik. Dengan menyimak, Anda dapat melihat sebab-akibat melalui argumen yang disampaikan, hingga sampai pada solusi yang ditawarkan. Agar dapat menangkap informasi dalam teks, kita harus menyimak dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi.


Teks eksposisi memiliki struktur sebagai berikut.

 

a.         Tesis (pernyataan pendapat) Tesis atau pernyataan pendapat terletak pada bagian pembuka. Pada bagian ini, disajikan gagasan utama yang dikuatkan dengan data dan fakta sesuai topik yang dibicarakan.

 

b.        Argumentasi Bagian ini berisi penjelasan atau argumen yang mendukung tesis. Argumentasi umumnya berupa pernyataan ahli, alasan logis, data hasil temuan yang terjadi berkaitan dengan masalah yang dipaparkan.

 

c.         Penegasan ulang Bagian ini merupakan penegasan kembali yang bertujuan menguatkan pendapat yang sudah disampaikan. Penegasan ulang bisa juga berisi tentang rekomendasi atau saran dari permasalahan yang dibicarakan.

 

Adapun secara umum, ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai berikut.

 

a.         Berisi informasi dan pengetahuan Teks eksposisi berisi informasi yang mengandung pengetahuan. Pengetahuan yang disampaikan tentu sesuai dengan topik yang dibicarakan. Pengetahuan tersebut memiliki manfaat dalam kehidupan sehingga didukung oleh data, fakta, dan argumen yang baik.

 

b.        Objektif dan tidak memihak Teks eksposisi berisi pengetahuan sehingga apa yang disampaikan bersifat objektif tidak memihak kepada salah satu golongan atau kelompok. Oleh karena itu, pendapat pribadi tidak boleh dimasukkan ke teks eksposisi. Jadi, teks eksposisi hanya memuat informasi tanpa opini atau pendapat pribadi.

 

Selain ciri-ciri tersebut, ada hal lain yang menunjukkan karakteristik teks eksposisi, yaitu unsur kebahasaan. Unsur kebahasaan teks eksposisi adalah sebagai berikut.

 

a.         Menggunakan bahasa baku Oleh karena ciri teks eksposisi bersifat ilmiah, bahasa yang digunakan bersifat formal dan menggunakan bahasa baku.

 

b.        Menggunakan pronomina atau kata ganti Pronomina yang digunakan dalam teks eksposisi beragam, misalnya pronomina orang (kita, mereka, kami), pronomina penunjuk (ini, itu, sini, situ, dan sana), pronomina penanya (apa, mana, siapa).

 

c.         Menggunakan konjungsi atau kata sambung Konjungsi yang sering digunakan dalam teks eksposisi di antaranya:

 

1) konjungsi waktu (sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, dan setelah itu),

 

2) konjungsi pemerincian (yaitu, adalah, ialah, antara lain, dan yakni),

 

3) konjungsi sebab-akibat (karena, sehingga, sebab, akibat, dan akibatnya),

 

4) konjungsi pertentangan (tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, dan sedangkan),

 

5) konjungsi penegasan/penguatan (bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, dan itu pun), dan

 

6) konjungsi penjelasan (bahwa).

Minggu, 03 Agustus 2025

POLA PENGEMBANGAN TEKS ARGUMENTASI

Sebuah paragraf dapat dikembangkan dengan pola pengembangan deduktif. Pada pola pengembangan ini, kalimat utama terdapat pada awal kalimat. Kalimat-kalimat penjelas mengikuti kalimat utamanya.

Paragraf juga dapat dikembangkan dengan pola pengembangan induktif. Pada pola pengembangan ini, kalimat utama berada di akhir paragraf. Kalimat utama menjadi simpulan kalimat-kalimat sebelumnya.

Selain pola pengembangan deduktif dan induktif, ada beberapa pola pengembangan paragraf lainnya.

a.       Pola Pengembangan Sebab-Akibat

Dalam paragraf ini penulis menjelaskan sebab atau latar belakang suatu masalah secara jelas. Kemudian, penulis menuliskan akibat yang terjadi dari masalah tersebut.

b.      Pola Pengembangan Akibat-Sebab

Teks argumentasi sebab-akibat merupakan teks yang dikembangkan dengan menyampaikan sebab-sebab yang diakhiri dengan pernyataan sebagai akibat dari sebab tersebut.

Berikut menupakan contoh pengembangan kalimat yang digunakan dalam teks argumentasi.

1.         Contoh paragraf deduktif.

Pendidikan karakter sangat penting untuk membentuk generasi muda yang berkualitas. Karakter yang baik akan membantu siswa menghadapi tantangan hidup, membangun hubungan sosial yang positif, dan berkontribusi pada masyarakat.

 

2.         Contoh paragraf induktif.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa olahraga teratur dapat meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi risiko penyakit kronis, dan meningkatkan suasana hati. Selain itu, olahraga juga dapat membantu menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kualitas tidur. Jadi, dapat disimpulkan bahwa olahraga secara teratur memiliki banyak manfaat positif bagi kesehatan fisik dan mental.

 

3.         Contoh paragraf pola pengembangan akibat-sebab

Kemacetan parah terjadi di jalan utama kota pada akhir pekan lalu. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Penyebab utamanya adalah adanya perbaikan jalan yang dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya, sehingga menyempitkan jalur kendaraan. Akibatnya, arus lalu lintas melambat drastis. Selain itu, banyaknya pengendara yang tidak sabar dan mencoba mengambil jalur lain yang sempit, sehingga menambah kekacauan. Hal ini diperparah dengan turunnya hujan deras yang membuat jarak pandang berkurang dan jalan menjadi licin. Akibat dari semua faktor tersebut, perjalanan yang biasanya hanya memakan waktu 30 menit menjadi molor hingga dua jam, menimbulkan frustrasi bagi ribuan pengguna jalan.

 

4.         Contoh paragraf pola pengembangan sebab akibat.

Akhir-akhir ini, kondisi air sungai di dekat pemukiman kami semakin memburuk. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan buruk warga yang membuang sampah sembarangan, baik itu sampah rumah tangga maupun limbah industri kecil. Karena tidak adanya kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, sampah-sampah tersebut menumpuk di pinggir sungai dan menyumbat aliran air. Akibatnya, sungai menjadi dangkal dan mengeluarkan bau tidak sedap. Selain itu, ekosistem di dalamnya rusak parah, banyak ikan mati, dan airnya tidak lagi layak digunakan untuk keperluan sehari-hari. Pada akhirnya, warga yang tinggal di sekitar sungai pun mulai mengalami masalah kesehatan, seperti gatal-gatal dan penyakit kulit lainnya.

Penjelasan Pola Pengembangan Sebab-Akibat

Paragraf di atas menggunakan pola pengembangan sebab-akibat yang dominan. Ini berarti paragraf dimulai dengan menjelaskan sebab atau penyebab dari suatu masalah, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan akibat-akibat yang muncul dari sebab tersebut.

Berikut adalah rinciannya:

Kalimat Utama/Sebab: Paragraf dimulai dengan pernyataan tentang sebab utama dari masalah, yaitu "kebiasaan buruk warga yang membuang sampah sembarangan".

Kalimat-kalimat Penjelas/Akibat: Setelah sebab disebutkan, paragraf menjelaskan beberapa akibat yang muncul dari kebiasaan tersebut:

Akibat 1: Sungai menjadi dangkal dan bau.

Akibat 2: Ekosistem rusak dan ikan-ikan mati.

Akibat 3: Warga mengalami masalah kesehatan.

Penggunaan Konjungsi: Penggunaan kata hubung (konjungsi) sangat penting dalam pola ini untuk memperjelas hubungan sebab dan akibat. Dalam contoh di atas, digunakan kata-kata seperti:

"Hal ini disebabkan oleh..."

"Karena tidak adanya..."

"Akibatnya..."

"Pada akhirnya..."

Berbeda dengan pola akibat-sebab yang memulai dengan hasil akhir, pola sebab-akibat ini lebih fokus pada proses atau kronologi bagaimana suatu penyebab bisa menghasilkan serangkaian konsekuensi atau dampak.


https://drive.google.com/file/d/1VOUsjE_g7Y2qkNtgeWomnL35IhUL2fPR/view?usp=sharing