Jumat, 04 Agustus 2023

TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

Teks 1

KUNANG-KUNANG

Kunang-kunang merupakan jenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan dari “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di dunia.

Kunang-kunang hidup di tempat-tempat lembab, seperti rawa-rawa, hutan bakau, dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang juga ditemukan pada daerah perkuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu oleh aktivitas manusia. Kunang-kunang bertelur saat hari gelap. Telur-telurnya yang berjumlah antara 100 hingga 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan.

Pada umumnya, kunang-kunang akan keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya ditemukan tidak mengeluarkan cahaya.

Berdasarkan hasil pengamatan, tubuh kunang-kunang betina lebih besar dibandingkan kunang-kunang jantan. Tubuh kunangkunang terdiri dari tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen). Kunang-kunang memiliki dua pasang sayap. Sepasang sayap penutup yang berterkstur keras melindungi sayap di bawahnya sekaligus melindungi tubuh kunang-kunang. Panjang badannya sekitar 2cm. Hampir seluruh bagian tubuh kunang-kunang berwarna gelap dan berwarna titik merah pada bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, bermata majemuk, dan berkaki enam.

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, serangga, atau cacing. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi makhluk hidup.

Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kunang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip untuk mengundang pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Kunang-kunang jantan lebih sedikit bercahaya dibandingkan dengan kunang-kunang betina.

Kunang-kunang merupakan penanda kesehatan sebuah ekosistem (bioindikator) sehingga dapat membantu manusia untuk menilai apakah sebuah daerah masih bersih dan alami atau sudah tercemar. Kunang-kunang juga membantu petani dalam proses penyerbukan dan sebagai pembasmi hama alami. (Diadaptasi dari: Kadariah, 2017)


Teks 2

Wayang

 

Wayang adalah seni pertunjukan yang telah ditetapkan sebagai warisan budaya asli Indonesia. UNESCO, lembaga yang mengurusi kebudayaan dari PBB, pada 7 November 2003 menetapkan wayang sebagai pertunjukan bayangan boneka tersohor berasal dari Indonesia. Wayang merupakan warisan mahakarya dunia yang tidak ternilai dalam seni bertutur (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Para wali songo, penyebar agama Islam di Jawa sudah membagi wayang menjadi tiga. Wayang kulit di Timur, wayang wong atau wayang orang di Jawa Tengah, dan wayang golek atau wayang boneka di Jawa Barat. Penjenisan tersebut disesuaikan dengan penggunaan bahan wayang. Wayang kulit dibuat dari kulit hewan ternak, misalnya kulit kerbau, sapi, atau kambing. Wayang wong berarti wayang yang ditampilkan atau diperankan oleh orang. Wayang golek adalah wayang yang menggunakan boneka kayu sebagai pemeran tokoh. Selanjutnya, untuk mempertahankan budaya wayang agar tetap dicintai, seniman mengembangkan wayang dengan bahan-bahan lain, antara lain wayang suket dan wayang motekar.

Wayang kulit dilihat dari umur, dan gaya pertunjukannya pun dibagi lagi menjadi bermacam jenis. Jenis yang paling terkenal, karena diperkirakan memiliki umur paling tua adalah wayang purwa. Purwa berasal dari bahasa Jawa, yang berarti awal. Wayang ini terbuat dari kulit kerbau yang ditatah, dan diberi warna sesuai kaidah pulasan wayang pendalangan, serta diberi tangkai dari bahan tanduk kerbau bule yang diolah sedemikian rupa dengan nama cempurit yang terdiri atas tuding dan gapit.

Wayang wong (bahasa Jawa yang berarti ‘orang’) adalah salah satu pertunjukan wayang yang diperankan langsung oleh orang. Wayang orang yang dikenal di suku Banjar adalah wayang gung, sedangkan yang dikenal di suku Jawa adalah wayang topeng. Wayang topeng dimainkan oleh orang yang menggunakan topeng. Wayang tersebut dimainkan dengan iringan gamelan dan tari-tarian. Perkembangan wayang orang pun saat ini beragam, tidak hanya digunakan dalam acara ritual, tetapi juga digunakan dalam acara yang bersifat menghibur.

Selanjutnya, jenis wayang yang lain adalah wayang golek yang mempertunjukkan boneka kayu. Wayang golek berasal dari Sunda. Selain wayang golek Sunda, wayang yang terbuat dari kayu adalah wayang menak atau sering juga disebut wayang golek menak karena cirinya mirip dengan wayang golek. Wayang tersebut kali pertama dikenalkan di Kudus. Selain golek, wayang yang berbahan dasar kayu adalah wayang klithik. Wayang klithik berbeda dengan golek. Wayang tersebut berbentuk pipih seperti wayang kulit. Akan tetapi, cerita yang diangkat adalah cerita Panji dan Damarwulan. Wayang lain yang terbuat dari kayu adalah wayang papak atau cepak, wayang timplong, wayang potehi, wayang golek techno, dan wayang ajen.

Perkembangan terbaru dunia pewayangan menghasilkan kreasi berupa wayang suket. Jenis wayang ini disebut suket karena wayang yang digunakan terbuat dari rumput yang dibentuk menyerupai wayang kulit. Wayang suket merupakan tiruan dari berbagai figur wayang kulit yang terbuat dari rumput (bahasa Jawa: suket). Wayang suket biasanya dibuat sebagai alat permainan atau penyampaian cerita pewayangan kepada anak-anak di desa-desa Jawa.

Dalam versi lebih modern, terdapat wayang motekar atau wayang plastik berwarna. Wayang motekar adalah sejenis pertunjukan teater bayang-bayang atau serupa wayang kulit. Namun, jika wayang kulit memiliki bayangan yang berwarna hitam saja, wayang motekar menggunakan teknik terbaru hingga bayangbayangnya bisa tampil dengan warna-warni penuh. Wayang tersebut menggunakan bahan plastik berwarna, sistem pencahayaan teater modern, dan layar khusus.

Semua jenis wayang di atas merupakan wujud ekspresi kebudayaan yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai kehidupan antara lain sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan. Wayang bermanfaat sebagai media pendidikan karena isinya banyak memberikan ajaran kehidupan kepada manusia. Pada era modern ini, wayang juga banyak digunakan sebagai media informasi. Ini antara lain dapat kita lihat pada pagelaran wayang yang disisipi informasi tentang program pembangunan seperti keluarga berencana (KB), pemilihan umum, dan sebagainya. Yang terakhir, meski semakin jarang, wayang masih tetap menjadi media hiburan.


31 komentar:

  1. Budi Purwantiningaih (2014,101 s.d 102) pengetahuan rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang di lakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya
    Nama Muhamad Fauzi
    No 25
    Kelas X j

    BalasHapus
  2. Budi Purwantiningaih (2014,101 s.d 102) pengetahuan rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang di lakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya
    Nama = syauqi ahmad
    No absen = 33
    Kelas = XJ

    BalasHapus
  3. Budi Purwantiningaih (2014,101 s.d 102) pengetahuan rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang di lakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya
    Nama = dwi candra handika
    No absen = 14
    Kelas = XJ

    BalasHapus
  4. S.Djoewari(2020,58) menyatakan bahwa pada tahun 300 Masehi di Canton(China),Semut rangrang bermanfaat untuk mengusir hama pada pohon jeruk jenis unggul .
    Nama:Abizad
    Kelas:XJ
    No:1(satu)

    BalasHapus
  5. Manusia memanfaatkan semut rangrang untuk mengusir para hama, yang ada di sekitar tanaman jeruk, manusia tetap menggunakan cara tersebut dari abad ke 12,hingga masih di terapkan di selatan China sampai saat ini,(S.Djoewari 2020,58)
    Nama:Desta Triwidy Pratama
    Kelas:XJ
    No absen:12

    BalasHapus
  6. Budi Purwantiningaih (2014,101 s.d 102) pengetahuan rendah yang dimiliki oleh petani apel tentang penggunaan pestisida yang di lakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya
    Nama:fito adi ardani
    No absen:20
    Kelas:XJ

    BalasHapus
  7. Menurut Budi Purwatiningsih (2014,101 s.d 102) menyatakan bahwa serangga polinator berfungsi membantu penyerbukan.
    nama:Rahmat Aditiya
    no:30
    kelas:Xj

    BalasHapus
  8. S.Djoewari(2020,58) menyatakan bahwa pada tahun 300 masehi di Canton(China), semut rangrang bermanfaat untuk mengusir hama pada pohon jeruk jenis unggul.
    Nama:Farda Hanif Triatmojo
    Kelas:XJ
    No:18

    BalasHapus
  9. Menurut 5 Pyoewari (2020.58) menyatakan bahwa di Canton Cina. Semut rangrang digunakan untuk mengusir hama pada jeruk (Sekitar tahun 300 Masenn
    Nama: Rizki ananda Pratama
    Kelas:XJ
    NO:31

    BalasHapus
  10. S.Djoewari(2020,58) menyatakan bahwa pada tahun 300 Masehi di Canton(China),Semut rangrang bermanfaat untuk mengusir hama pada pohon jeruk jenis unggul .
    Nama:muhamad iqbal safiin
    KelasXj
    No:26

    BalasHapus
  11. Menurut S. Djoewari(2020, 58) menyatakan bahwa sekitar tahun 300 masehi di Canton Cina, semut rangrang digunakan untuk mengusir hama pada jeruk

    Nama:Argya Bintang Matalino Najwan
    No:7
    Kelas:XJ

    BalasHapus
  12. Pengetahuan rendah petani apel tentang penggunaan pestisida secara insentif membuat lingkungan tidak baik valinator yang berfungsi penyerbukan banyak disemprot dengan pestisida manfaat tumbuhan penutup tanah tertentu merupakan habitat asli serangga polinator.( budi purwantiningsih 2014, 101s.d. 102 )

    Nama : Dixki ardiyanto
    Kelas : XJ
    No.absen : 13

    BalasHapus
  13. abad yg lalu.Tercatat sekitar tahun 300masehi di Cato (China)semut di gunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk (S.Djoewari 2020,58)
    Nama:ANGGA SOFYAN PRASETYO
    Kelas:XJ
    No:4

    BalasHapus
  14. Tercatat,sekitar tahun 300 Masehi di Canton(China),semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk.(S.Djoewari 2020,58)
    Nama: Eva Arillia Maharani
    Kelas : XJ
    No. : 16

    BalasHapus
  15. Tercatat, sekitar tahun 300 masehi di Canton (China) semut ini digunakan untuk mengusir hama tanaman jeruk (S. Djoewari 2020 58)

    Nama : Anizabella Rahellita
    No : 05
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  16. Budi Purwantiningsih (2014, 101 s.d. 102) menyatakan bahwa pengetahuan rendah yang dimiliki petani apel tentang penggunaan pestisida, serangga polinator, dan juga tumbuhan penutup tanah membuat mereka berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya.
    Nama : Eva Rahmawati
    No. : 17
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  17. Budi Purwantiningsih (2014, 101 s.d. 102) menyatakan bahwa pengetahuan rendah yang dimiliki petani apel tentang penggunaan pestisida, serangga polinator, dan juga tumbuhan penutup tanah membuat mereka berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya.
    Nama : Nanda Rahma Nuraini
    No. : 27
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  18. Nama : umi marataun s
    No:34
    Kelas :xj

    BalasHapus
  19. Budi Purwantiningsih (2014, 101 s.d. 102) menyatakan bahwa pengetahuan rendah yang dimiliki petani apel tentang penggunaan pestisida, serangga polinator, dan juga tumbuhan penutup tanah membuat mereka berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya.
    Nama: umi marataun
    34/xj

    BalasHapus
  20. S.Djoewari(2020:58) menyatakan bahwa, manusia menggunakan semut rangrang untuk mengusir hama pada tanaman jeruk. Cara ini telah ada sejak tahun 300 masehi di Canton (China).
    Nama : Zaskia Syafina
    No : 36
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  21. Menurut Alpin (2020, 58) semut rangrang bukan sembarangan semut. Mereka unik dan berbeda dari jenis semut lainnya.
    Nama : Aulia hanita elinda sari
    Kelas : XJ
    NO. : 8

    BalasHapus
  22. S.Djoewari(2020,58) menyatakan bahwa pada tahun 300 Masehi di Canton(China),Semut rangrang bermanfaat untuk mengusir hama pada pohon jeruk jenis unggul .
    Nama : Shafa Athaya Zuhraiza
    Kelas: XJ
    No: 32

    BalasHapus
  23. Buku serangga polinator karya Budi Purwantiningsih (2014, 101 s.d. 102) menyatakan bahwa pengetahuan rendah yang dimiliki petani apel tentang penggunaan pestisida, serangga polinator, dan juga tumbuhan penutup tanah membuat mereka berperilaku menyiangi semua tumbuhan dan menjadikan makan ternak.
    Nama : Nayla Aura Faradina
    no : 28
    kelas : XJ

    BalasHapus
  24. S.Djoewari(2020,58) menyatakan bahwa pada tahun 300 Masehi di Canton(China),Semut rangrang bermanfaat untuk mengusir hama pada pohon jeruk jenis unggul .
    Nama : Archadia Jowansa V
    No : 06
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  25. Buku serangga polinator karya Budi Purwantiningsih (2014, 101 s.d. 102).
    Menyatakan bahwa kurangnya pengetahuan petani apel yang rendah tentang penggunaan pestisida, serangga polinator, dan juga tumbuhan penutup tanah membuat mereka berperilaku menyiangi semua tumbuhan dan menjadikan makanan ternak.

    Nama : Desma Larasati Permata Putri
    No : 12
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  26. Semut rangrang berbeda dengan semut lainnya, mereka sangat unik dan sangat buguna/berjasa bagi manusia. Salah satu jasanya yaitu mengusir hama ada tanaman jeruk (S. Djoewarti 2020,58)
    Nama: Maida Ayu Mahardika
    Kelas: XJ
    Absen: 23

    BalasHapus
  27. S. Djoewari (2020,58) Menyatakan bahwa pada tahun 300 masehi di canton (china) Semut ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk
    Nama: Widela Febi Angelika
    Absen: 35
    Kelas: XJ

    BalasHapus
  28. S. Djoewari (2020,58)
    Menyatakan bahwa sekitar tahun 300 Masehi dicanton (China) semut rangrang ini digunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk.
    Nama: Laura Ayu Pratiwi
    Kelas: XJ
    Absen: 22

    BalasHapus
  29. S. Djoewari (200,58) menyatakan bahwa sekitar tahun 300 Masehi di canton (China ), semut ini di gunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk
    Nama : Ika Wahyu permata Sugianto
    Absen : 21
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  30. S. Djoewari (200,58) menyatakan bahwa sekitar tahun 300 Masehi di canton (China ), semut ini di gunakan untuk mengusir hama pada tanaman jeruk.
    Nama : Ika Wahyu permata Sugianti
    Absen : 21
    Kelas : XJ

    BalasHapus
  31. Nama: Alya Nur Fadhilah
    Kls: Xj
    No: 03.
    Kanan
    Informasi 2
    Pengetahuan rendah yang dimiliki oleh petani apel tentan penggunaan pestisida yang dilakukan secara intensif memberikan peluang mereka untuk bertindak atau berperilaku tidak baik terhadap lingkungannya ( Budi 2014 , 101 s.d 102 )

    BalasHapus