Pengertian Drama
Drama merupakan tiruan
kehidupan yang diproyeksikan di atas pentas. Pada saat menonton drama, penonton seolah-olah melihat kejadian
dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam drama sama dengan konflik batin
mereka sendiri. Drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, dan hitam putih
kehidupan manusia.
Menurut etimologi, kata
drama berasal dari bahasa Yunani dram yang berarti gerak. Dalam arti sempit drama adalah kisah hidup
manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan
gerakan berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata
busana. Dalam arti luas, drama adalah sebuah bentuk tontonan yang mengandung cerita dan dipertunjukkan
di depan banyak orang.
B.
Ciri-ciri
Naskah Drama
Drama
dimainkan berdasarkan naskah atau skenario. Secara umum, naskah drama mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut.
a. Seluruh
cerita drama berbentuk dialog, baik untuk tokoh maupun narator.
b. Dialog
dalam teks drama tidak menggunakan tanda petik (”. . .”). Dialog dalam teks drama
bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama tidak menggunakan
tanda petik.
c. Naskah
drama dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemeran
bersangkutan. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung atau dapat juga
menggunakan jenis huruf yang berbeda dengan jenis huruf pada dialog.
d. Petunjuk
dalam naskah drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dan kanan
dialog.
C.
Jenis
Drama
Ada
beberapa jenis drama. Pembagian jenis-jenis drama tersebut tergantung pada
dasar yang digunakannya. Dasar yang digunakannya pun bermacam-macam. Dalam
pembahasan berikut hanya digunakan tiga dasar, yaitu berdasarkan penyajian
lakon, sarana, dan keberadaan naskah.
a.
Berdasarkan
penyajian lakon, drama dibedakan menjadi delapan jenis sebagai berikut.
1.
Tragedi
adalah drama yang ceritanya penuh dengan kesedihan.
2. Komedi adalah drama yang ceritanya penuh kelucuan sehingga penonton tertawa.
3. Tragikomedi
adalah drama yang isi lakonnya penuh kesedihan, tetapi juga mengandung lakon-lakon
menggembirakan dan menggelikan hati.
4.
Opera
adalah drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi musik.
5. Melodrama
adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi atau musik.
6.
Farce
adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
7.
Tablo
adalah jenis drama yang mengutamakan gerak.
8.
Sendratari
adalah gabungan antara seni drama dan seni tari.
b.
Berdasarkan
sarana, drama dibedakan sebagai berikut.
1. Drama
panggung adalah drama yang dimainkan oleh para aktor di panggung pertunjukan.
2. Drama
radio adalah drama yang tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa
didengarkan oleh penikmat dari radio.
3. Drama
televisi adalah drama yang bisa dilihat dan didengarkan, tetapi tidak bisa
diraba dan hanya disiarkan di televisi.
4.
Drama
film adalah drama yang hampir sama dengan drama televisi. Bedanya, drama film ditayangkan
pada layar bioskop.
5.
Drama
wayang adalah drama yang para tokohnya digambarkan dengan wayang atau golek dan
dimainkan oleh dalang.
6. Drama
boneka adalah drama yang hampir sama dengan drama wayang. Bedanya, drama boneka
digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.
c.
Berdasarkan
ada atau tidaknya naskah, drama dibedakan sebagai berikut.
1. Drama
tradisional adalah tontonan drama tradisional yang dipentaskan tanpa tuntutan
naskah.
2. Drama modern adalah drama yang dipentaskan berdasarkan naskah berisi dialog dan akting para pemain yang benar-benar diterapkan.
Kuis: https://wordwall.net/play/66922/019/297
DIAM
Judul
asli : Le Silence
Karya
: Jean Marrot
Saduran
: Bakdi Soemanto
Para
Pelaku :
Aleks
Irna
Dawud
Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar
tamu. Ada beberapa meja dan kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk
keluar masuk. Di atas meja ada beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira
pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan.
01. Aleks : (masuk,
menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal) Bing, Bing.
(berhenti) Bing, Bing. (berhenti) Bong, Bong. (berhenti)
Bong, Booooong. Huh, Bongkrek.
02. Irna :
He, sudah lama?
03. Aleks :
Baru saja. Kau?
04. Irna :
Lebih baru dari kau. Mana Bing?
05. Aleks :
Tahu. Keluar ‘kali.
06. Irna :
Jadi, nggak jadi?
07. Aleks :
Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh
bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi
terlambat, dan apa saja.
08. Irna :
Kalau tahu begini, aku mestinya...
09. Aleks :
Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton dan jajan, dan minum-minum,
dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan...
10. Irna :
Cukup. Kau tak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia tak sehebat kau,
tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau, dan tak sekaya kau....
11. Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek
begitu. Berkata menyanjung-nyanjung, tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan,
memandang rendah, me.....
12. Irna :
Cukup, tak u ...
13. Aleks :
Cukup. Kau...
14. Irna :
Sudah.
15. Dawud :
(tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kalu ketemu, begini. Di sekolah, di
kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah...
16. Irna :
Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan...
17. Aleks :
Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal ngomong,
asal...
18. Dawud :
Diam.
19. Semuanya
diam sejenak dan beberapa jenak.
20. Aleks :
Ini jadi...
21. Irna :
Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak denger bahwa da..
22. Dawud :
Diam, Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna. Padahal...
23. Aleks :
Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekwen itu namanya. Absurd. Buat larangan
dilanggar sendiri. Huuh. Dasar...
24. Irna :
Kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke sini...
25. Aleks :
Diam, Irna, diaaammm!
26. Dawud :
Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh...
27. Irna : Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.
Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.
Sumber: Bakdi Soemanto, "Diam" dalam majalah dinding kumpulan drama, Yogyakarta, Gama Media, 2006.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar