Kamis, 18 Januari 2024

MATERI DRAMA

Pengertian Drama

Drama merupakan tiruan kehidupan yang diproyeksikan di atas pentas. Pada saat menonton drama, penonton seolah-olah melihat kejadian dalam masyarakat. Kadang-kadang konflik yang disajikan dalam drama sama dengan konflik batin mereka sendiri. Drama adalah potret kehidupan manusia, potret suka duka, pahit manis, dan hitam putih kehidupan manusia.

Menurut etimologi, kata drama berasal dari bahasa Yunani dram yang berarti gerak. Dalam arti sempit drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam bentuk dialog dan gerakan berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata busana. Dalam arti luas, drama adalah sebuah bentuk tontonan yang mengandung cerita dan dipertunjukkan di depan banyak orang.

B.     Ciri-ciri Naskah Drama

Drama dimainkan berdasarkan naskah atau skenario. Secara umum, naskah drama mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

a.       Seluruh cerita drama berbentuk dialog, baik untuk tokoh maupun narator.

b.     Dialog dalam teks drama tidak menggunakan tanda petik (”. . .”). Dialog dalam teks drama bukan sebuah kalimat langsung. Oleh karena itu, naskah drama tidak menggunakan tanda petik.

c. Naskah drama dilengkapi petunjuk tertentu yang harus dilakukan tokoh pemeran bersangkutan. Petunjuk tersebut ditulis dalam tanda kurung atau dapat juga menggunakan jenis huruf yang berbeda dengan jenis huruf pada dialog.

d.   Petunjuk dalam naskah drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dan kanan dialog.

C.     Jenis Drama

Ada beberapa jenis drama. Pembagian jenis-jenis drama tersebut tergantung pada dasar yang digunakannya. Dasar yang digunakannya pun bermacam-macam. Dalam pembahasan berikut hanya digunakan tiga dasar, yaitu berdasarkan penyajian lakon, sarana, dan keberadaan naskah.

a.         Berdasarkan penyajian lakon, drama dibedakan menjadi delapan jenis sebagai berikut.

1.    Tragedi adalah drama yang ceritanya penuh dengan kesedihan.

2.    Komedi adalah drama yang ceritanya penuh kelucuan sehingga penonton tertawa.

3. Tragikomedi adalah drama yang isi lakonnya penuh kesedihan, tetapi juga mengandung lakon-lakon menggembirakan dan menggelikan hati.

4.    Opera adalah drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi musik.

5.  Melodrama adalah drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi atau musik.

6.    Farce adalah drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.

7.    Tablo adalah jenis drama yang mengutamakan gerak.

8.    Sendratari adalah gabungan antara seni drama dan seni tari.

b.         Berdasarkan sarana, drama dibedakan sebagai berikut.

1. Drama panggung adalah drama yang dimainkan oleh para aktor di panggung pertunjukan.

2.  Drama radio adalah drama yang tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat dari radio.

3.  Drama televisi adalah drama yang bisa dilihat dan didengarkan, tetapi tidak bisa diraba dan hanya disiarkan di televisi.

4.    Drama film adalah drama yang hampir sama dengan drama televisi. Bedanya, drama film ditayangkan pada layar bioskop.

5.    Drama wayang adalah drama yang para tokohnya digambarkan dengan wayang atau golek dan dimainkan oleh dalang.

6.  Drama boneka adalah drama yang hampir sama dengan drama wayang. Bedanya, drama boneka digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.

c.         Berdasarkan ada atau tidaknya naskah, drama dibedakan sebagai berikut.

1.  Drama tradisional adalah tontonan drama tradisional yang dipentaskan tanpa tuntutan naskah.

2.    Drama modern adalah drama yang dipentaskan berdasarkan naskah berisi dialog dan akting para pemain yang benar-benar diterapkan.


Kuis: https://wordwall.net/play/66922/019/297


DIAM

Judul asli : Le Silence

Karya : Jean Marrot

Saduran : Bakdi Soemanto

Para Pelaku :

Aleks

Irna

Dawud

 

 

Pentas menggambarkan sebuah ruangan kamar tamu. Ada beberapa meja dan kursi. Ada sebuah pintu di sebelah kiri untuk keluar masuk. Di atas meja ada beberapa buku. Saat itu sore hari, kira-kira pukul 18.00. Lampu belum dinyalakan.

 

01.   Aleks   : (masuk, menjatuhkan buku-bukunya di meja, dan duduk dengan kesal) Bing, Bing. (berhenti) Bing, Bing. (berhenti) Bong, Bong. (berhenti) Bong, Booooong. Huh, Bongkrek.

02.       Irna      : He, sudah lama?

03.       Aleks   : Baru saja. Kau?   

04.       Irna      : Lebih baru dari kau. Mana Bing?

05.       Aleks   : Tahu. Keluar ‘kali.

06.       Irna      : Jadi, nggak jadi?

07.     Aleks   : Sejauh info samar-samar, tafsiran masih bebas, kau boleh bilang jadi, boleh bilang tidak jadi. Boleh bilang ditunda, boleh bilang dimulai, tetapi terlambat, dan apa saja.

08.        Irna      : Kalau tahu begini, aku mestinya...

09.    Aleks   : Nggak kemari, dan ke Rahayu bersama Agus, nonton dan jajan, dan minum-minum, dan rileks, dan putar-putar kota, dan cuci mata, dan...

10.      Irna      : Cukup. Kau tak usah memperolok-olok Agus begitu. Memang dia tak sehebat kau, tak sebrilyan kau, tak sepopuler kau, tak serajin kau, dan tak sekaya kau....

11.  Aleks : Cukup. Tak usah kau mengejek begitu. Berkata menyanjung-nyanjung, tetapi menjatuhkan, menghina, meremehkan, memandang rendah, me.....

12.        Irna      : Cukup, tak u ...

13.        Aleks   : Cukup. Kau...

14.        Irna      : Sudah.

15.        Dawud   : (tiba-tiba masuk) Sudah. Setiap kalu ketemu, begini. Di sekolah, di kantin, di sini, di rumah Amroq, di rumah Pak Juweh, di rumah...

16.        Irna      : Sudah. Kau juga sama saja. Marah selalu. Di sini, di sana, dan...

17.        Aleks   : Kau juga mulai lagi. Masalahnya itu apa? Dipecahkan. Tidak asal ngomong, asal...

18.        Dawud : Diam.

19.        Semuanya diam sejenak dan beberapa jenak.

20.        Aleks   : Ini jadi...

21.        Irna      : Diam. Dawud bilang apa? Masak nggak denger bahwa da..

22.        Dawud : Diam, Irna. Kalau kau terus-terus begitu, berkeringat tanpa guna. Padahal...

23.    Aleks   : Kau juga ngomong melulu. Nggak konsekwen itu namanya. Absurd. Buat larangan dilanggar sendiri. Huuh. Dasar...

24.        Irna      : Kau mulai lagi. Komentar itu secukupnya. Tidak ngelantur ke sana ke sini...

25.        Aleks   : Diam, Irna, diaaammm!

26.        Dawud : Kau juga diam dulu, jangan menyuruh melulu, nggak memberi contoh...

27.        Irna      : Kau sendiri mesti diam dulu, baru yang lain itu, Wud.

       Diam semua. Tiba-tiba meledak tawa mereka bersama-sama.     

Sumber: Bakdi Soemanto, "Diam" dalam majalah dinding kumpulan drama, Yogyakarta, Gama Media, 2006.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar