Pretest : https://wordwall.net/play/69467/603/411
Unsur-unsur Intrinsik drama sebagai berikut.
1. Tema
Tema
merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema
yang biasa diangkat dalam drama adalah
masalah percintaan, kritik sosial, kemiskinan, kesenjangan sosial, penindasan, ketuhanan, keluarga yang
retak, patriotisme, perikemanusiaan, dan renungan hidup. Tema yang dipilih akan dikembangkan
melalui alur dramatik dalam plot. Umumnya tema dalam drama dapat ditemukan dalam dialog-dialog yang
diucapkan tokoh.
2. Latar
atau Setting
Latar
disebut juga setting atau tempat kejadian cerita. Latar dalam sebuah drama
umumnya meliputi tiga
dimensi.
a. Latar
tempat adalah tempat terjadinya cerita dalam drama. Latar tempat tidak dapat
berdiri sendiri. Latar
tempat berhubungan dengan latar ruang dan waktu. Latar tempat disajikan dengan
penataan properti dan artistik panggung.
b. Latar
waktu adalah waktu/zaman/periode sejarah terjadinya cerita dalam drama. Latar
waktu dapat terjadi pada waktu pagi, siang,
sore, atau malam. Latar waktu dapat dibuat dengan permainan lampu yang menyorot panggung.
c. Latar
suasana adalah suasana yang mendukung terjadinya cerita. Latar suasana dalam
drama dapat didukung
dengan tata suara atau tata lampu saat pementasan drama. Sebagai contoh,
suasana sedih dapat
diiringi lantunan biola dengan nada pelan dan tempo lambat.
3. Dialog
Ciri
khas naskah drama berbentuk percakapan atau dialog. Dialog inilah yang akan
diucapkan pemeran
atau aktor di atas panggung. Beberapa unsur yang berkaitan dengan dialog dalam
naskah drama sebagai berikut.
a. Dialog
menggunakan kosakata sehari-hari yang biasa digunakan dalam percakapan lisan.
b. Dialog
menggunakan ragam bahasa lisan yang komunikatif, bukan ragam bahasa tulis.
c. Dialog
menggunakan pilihan kata yang berhubungan dengan konflik dan plot dalam lakon drama.
d. Dialog
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.
e. Dialog
mewakili watak dan karakter tokoh yang dibawakan.
Dalam
pementasan drama, percakapan atau dialog harus memenuhi dua tuntutan sebagai
berikut.
a. Dialog
harus mampu menunjang gerak laku tokohnya. Dialog harus dipergunakan untuk mencerminkan
peristiwa yang telah terjadi sebelum cerita itu, sesuatu yang telah terjadi di
luar panggung selama cerita itu berlangsung, mengungkapkan pikiran, serta
perasaan-perasaan para pemeran yang turut berperan di atas pentas.
b. Dialog
yang diucapkan di atas pentas lebih tajam dan tertib daripada ujaran
sehari-hari. Tidak ada kata
yang harus terbuang begitu saja. Para tokoh harus berbicara jelas dan tepat
sasaran. Dialog itu disampaikan
secara wajar dan alamiah.
4. Konflik
Konflik
adalah pertentangan antarmasalah dalam drama. Konflik dibedakan menjadi dua,
yaitu konflik internal dan konflik
eksternal. Konflik internal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri. Sementara itu,
konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya. Konflik dalam drama
dikembangkan dalam bentuk dialog atau percakapan antartokoh.
5. Alur
Alur
cerita adalah tahapan cerita dalam drama. Alur cerita dalam drama diurutkan
sebagai berikut.
a. Pengenalan
di awal cerita (eksposisi)
Dalam
tahap ini pembaca diperkenalkan tokoh-tokoh drama beserta perwatakan masing-masing.
Pembaca mulai mendapatkan gambaran tentang lakon yang dibaca atau disaksikan
pada tahap ini.
b. Pertikaian
awal atau komplikasi
Dalam
tahap ini permasalahan yang diceritakan dalam drama mulai muncul. Akan tetapi, masalah tersebut belum mencapai
puncak atau klimaks. Masalah-masalah tersebut menyasar pada setiap tokoh, baik protagonis maupun
antagonis.
c. Klimaks
atau titik puncak cerita
Klimaks
dimulai dari konflik-konflik yang muncul. Konflik-konflik tersebut makin
berkembang. Pada
akhirnya semua konflik akan bertemu dan memuncak. Saat itulah klimaks cerita
terjadi.
d. Peleraian
Dalam
tahap ini konflik yang memuncak sudah mereda atau menurun. Tokoh-tokoh yang memanaskan situasi telah menemukan
jalan keluar masalah yang dihadapi. Akan tetapi, drama belum berakhir pada tahap ini.
Permasalahan yang mereda belum menemukan titik terang atau kejelasan.
e. Penyelesaian
atau denouement
Pada
umumnya, drama-drama modern akan berhenti pada klimaks atau resolusi.
Denouement atau
keputusan akhir umumnya digunakan dalam drama-drama tradisional. Dalam tahap denouement ini terdapat ulasan penguat terhadap
keseluruhan kisah lakon tersebut.
6. Amanat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar